Share |

Hidup Ibarat Main Catur

Dari judulnya saja sudah ngacau nih tapi kali ini saya mencoba menulis tentang permainan catur dan kehidupan sehari-hari.

Disini Saya membagi menjadi 3 bagian.

Bagian pertama : awal permainan.

Awal permainan saya ibaratkan dengan kita mulai dilahirkan di dunia ini, jika didalam permainan catur kita mulai memainkan satu buah bidak catur dan mulai menyusun penyerangan atau pun pertahanan, nah klw didalam kehidupan kita mulai belajar telungkup dan setelah itu mulai berjalan. mulai berjalan berarti kita mulai berjuang untuk bertahan tetap hidup. kita anggap player (sang pemain) IBU, didalam permainan catur pemain memikirkan gimana caranya agar dia tidak mati sebelum berjuang sampai akhir permainan, sedangkan didalam kehidupan ibu yang memikirkan kita gimana caranya kita tumbuh dengan baik dan sehat serta mengajarkan kasih sayang agar kita bisa bertahan di dunia yang serba munafik ini. ibu juga memikirkan gimana kita tidak pernah putus asa untuk menghadapi semua masalah yang ada, dari mulai kita belajar berjalan sampai kita bisa berlari.

Bagian Kedua :

Pertengahan permainan : biasanya kalau dalam permainan catur dalam tahap ini serangan atau pertahanan sudah mulai kokoh dan mulai mapan, sudah mulai ada yang mati karena harus mempertahankan sebuah kata kemenangan dan kita pasti akan terus berjuang tanpa pernah kata menyerah. begitu juga hidup dalam tahap ini saya ibaratkan dengan fase remaja sampai dewasa, dalam fase remaja sampai dewasa pasti kita sudah merasakan kehilangan seseorang yang kita cintai, tapi kita jangan pernah menyerah, kita harus ingat kehilangan sudah pasti mati tapi harapan jangan pernah mati. dalam permainan catur bila ada bidak catur lawan yang mengancam kita pasti tidak akan pernah jalan kembali selama jalan didepan masih bisa kita tempati atau ada cela tapi jika tidak memungkinkan kita kembali ke posisi yang aman dan mengatur ulang strategi baru untuk mencari celah menghancurkan lawan.

Begitu juga hidup bila ada masalah menghadang kita harus tetap hadapi pantang mundur sebelum menaklukkan masalah itu, tapi bila kondisi tidak memungkinkan tidak ada salah nya kita mundur dan mengatur strategi kembali untuk mencari letak kesalahan kita, lalu memperbaikinya untuk menentukan sikap selanjutnya.

Jangan pernah terpaku dengan masa lalu, karena tidak ada teknologi secanggih apapun yang bisa mengembalikan kita kemasa lalu, hidup itu harus realistis jika belum kita mencobanya jangan pernah menyerah dan jangan pernah mengeluh akan keadaan. banyak dari orang-orang yang sukses malah berhasil dengan keadaan yang apa adanya, jadikan keterbatasan untuk memacu kreativitas kita.

Bagian Ketiga :

Akhir dari permainan : dalam fase permainan catur biasanya sudah mulai kehilangan keseimbangan karena mulai banyak kehilangan bidak catur, dan pertahanan mulai tidak kokoh, atau jika kita pintar memainkan permainan catur bidak yang kita miliki bisa lebih banyak dari bidak catur yang dimiliki oleh lawan, dan dalam tahap ini adalah akhir dari perjuangan kita, kita bisa mengatasi semua serangan lawan dan membalikkan keadaan sehingga kita menang melawan dia. atau kita akan mati jika kita salah melangkah.

Dalam kehidupan juga demikian, dalam fase akhir saya ibaratkan fase dewasa hingga masa tua, setelah kita pasti sudah mulai bisa menyelesaikan masalah satu demi satu yang terus mendera kita, dan masalah yang ada membentuk pola pikir kita menjadi lebih dewasa dalam menghadapi masalah, dalam fase ini kita mulai tidak gegabah dalam mengambil setiap keputusan atau setiap langkah yang akan kita jalani. dalam fase ini kita mulai berkeluarga dan mulai memikirkan perjuangan untuk menghidupi keluarga kita (kerajaan kecil kita), jika kita salah melangkah maka akan hancur semua apa yang kita perjuangkan selama ini. dan dalam fase ini pekerjaan kita sudah mulai mapan atau usaha kita mulai membuahkan hasil yang positif, kita mulai bisa menikmati jerih payah kita semasa muda dulu, hidup dengan kebahagiaan dan kita hanya menunggu hidup kita berakhir, atau jika kita tidak bisa berjuang melawan kerasnya hidup dan semasa muda dulu kita malas belajar maka didalam fase ini kita akan hidup dengan masa kebodohan, suap sana sini untuk mendapatkan sesuatu. hingga kita mati dalam kesengsaran.

dah ah itu aja yang bisa ku tulis,, dah mulai ngacau soalnya nih tulisan :D

Never walk back.

26 Januari 2011

Created By Ade Kurniawan (Akran Mogerz)

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

My Headlines

Tukar Link

KITA COMMUNITY

Followers

Fartner